Ini tentang perjalanan, bukan capaian

Widia
2 min readSep 20, 2021

--

Hari ini aku memulai perjalanan sepi yang aku dedikasikan untuk diriku sendiri. Perjalanan yang kusiapkan dengan sepenuh hati dan penuh kerelaan. Banyak yang aku persiapkan setelah proses tidak bisa tidur, kebingungan, suka-cita dan ketakutan. Bismillah, semoga Engkau selalu menemani jalanku.

Hidup adalah pilihan tentu saja, tapi sebaliknya kadang hidup juga tidak bisa memilih. Tiba-tiba saja kamu harus menerima impianmu pupus oleh kepedihan, atau kenyataan buruk, atau bisa saja sebuah tanggungjawab yang tidak bisa kamu hindari. Situasi itu ujug-ujug datang tanpa kompromi, kamu tidak bisa lari atau menghindar. Kamu tidak punya pilihan. Bukan sesuatu yang seperti tikus dalam sudut yang tidak bisa lari, lebih seperti kamu boleh keluar dari pintu itu, atau kamu boleh tetap tinggal dan kamu memilih tinggal. Kamu tetap tinggal dengan penuh kerelaan dan sadar diri, ini memang tanggung jawab yang harus aku pikul sendiri, bukan oleh orang lain.

Maka kesadaranku makin membaik. Iklas tentu saja berat, tapi jika ini jurusannya dengan menyenangkan Tuhan apa yang dikawatirkan olehku?

Aku boleh memilih menolak, tapi aku memilih iya, dengan sikap yang tidak begitu saja Oke. Aku berpikir tentang kehidupanku, masa depan, pengabdian, tanggung jawab, pembuktian, bakti kepada orang lain, akhirnya aku bisa menerima bahwa ada saatnya kita harus rela impian kita pupus demi sesuatu yang lebih besar, sesuatu yang tidak menyangkut kepentinganmu. Tapi kepentingan orang lain, rasa aman orang lain, kebahagiaan orang lain, semua tentang orang lain. Tidak mudah, tapi juga tidak sulit. Biasa saja ternyata.

Dua tahun lalu mungkin keadaanku tidak akan seperti ini. Perlu waktu, butuh proses untuk bisa menerima keadaan; cobalah egomu kamu buang…mengalirlah kepada takdir waktu dan berusaha menjadi suporter terbaik, bukan pemain tapi sesuatu yang memuluskan keinginan dan kebahagiaan orang lain. Sesuatu yang tidak lagi berfokus kepada egomu tapi kepada perasaan orang lain dan kepentingan orang lain. Mengabdi pada kebaikan, belajar mewujudkan harapan baik banyak orang.

Hatiku gembira, bahwa aku berhasil iklas menepi. Dengan kesadaran penuh mengabdi kepada Tuhan artinya mengabdi kepada kepentingan orang lain. Semoga hariku selalu baik dan badanku selalu sehat, amin…

--

--